JASMERAH (jangan sekali-kali melupakan sejarah), itulah salah satu quote darithe founding fathers Negara Indonesia yaitu Soekarno. Sebagai seseorang yang menggemari sejarah saya tidak akan pernah lupa kata-kata itu, karena kata-kata itu bagaikan kata sandi untuk sesama pecinta sejarah. Saya memang bukan sesoorang yang paham betul dengan sejarah Indonesia maupun dunia, tapi saya selalu belajar untuk bisa mengerti sejarah yang ada di dunia ini, khususnya sejarah Indonesia. Seperti kata Asep Kambali (Pendiri Komunitas Historia Indonesia) bahwa Untuk menghancurkan suatu bangsa, hancurkan ingatan sejarah generasi mudanya. Sebagai generasi muda saya tidak mau seperti itu, oleh karena itu saya selalu belajar sejarah-sejarah di dunia ini terutama sejarah Indonesia.
Untuk itu saya kemarin berkesampatan berkunjung ke monumen
pancasila sakti. Seumur hidup saya baru sekali kesana. Hehehe
Monumen pancasila sakti adalah monumen yang dibangun untuk
mengingatkan kita akan perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang
mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman
ideologi komunis.
Museum sejarah ini di dalamnya terdapat Monumen Pancasila
Sakti, museum diorama (miniatur 3D untuk menggambarkan figur para pahlawan
revolusi), sumur tua, sebuah ruangan relik, dan lapangan peringatan peristiwa
sejarah itu.
Kesan pertama saat menginjakan kaki saya di monumen
pancasila sakti adalah bahwa tempat ini nyaman, asri, sejuk, dan banyak
pohon-pohon besar sehingga ketika siang matahari tidak begitu menyengat karena
sinarnya terhalang oleh pohon-pohon besar. Tapi, kenyamanan itu terusik karena
kurang rapih dan bersihnya taman-taman di sekitar pintu museum karena banyak
daun-daun kering yang berserakan tidak dibersihkan oleh pihak museum.
Setelah itu saya langsung menuju ke bagian yang paling
penting dari museum ini yaitu lubang atau sumur dimana para pahlawan revolusi
Indonesia di masukkan atau diceburkan ke dalam sumur tersebut setelah disiksa
dan dibunuh terlebih dahulu.
Berikut ini merupakan nama-nama pahlawan revolusi yang
dimasukkan kedalam sumur tersebut:
1. Ahmad Yani, Jend. Anumerta
2. Donald Ifak Panjaitan, Mayjen. Anumerta
3. M.T. Haryono, Letjen. Anumerta
4. Piere Tendean, Kapten CZI Anumerta
5. Siswono Parman, Letjen. Anumerta
6. Suprapto, Letjen. Anumerta
7. Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen. Anumerta
1. Ahmad Yani, Jend. Anumerta
2. Donald Ifak Panjaitan, Mayjen. Anumerta
3. M.T. Haryono, Letjen. Anumerta
4. Piere Tendean, Kapten CZI Anumerta
5. Siswono Parman, Letjen. Anumerta
6. Suprapto, Letjen. Anumerta
7. Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen. Anumerta
Sebelum kita menuju sumur tersebut kita akan melihat
lapangan yang cukup luas dan hijau. Lapangan atau taman itu nampaknya dijaga
kebersihannya, terlihat dari bersih dan hijaunya rumput dilapangan atau taman
tersebu
Di dekat sumur tersebut terdapat rumah yang isinya merupakan
diorama yang menggambarkan kekejaman dari pelaku pemberontakan yang menyiksa
para pahlawan revolusi sebelum dimasukan kedalam sumur. Ketika kita melihat
diorama tersebut, kita juga akan mendengar penjelasan dari suara/audio yang
terdapat di rumah tersebut yang menceritakan kejadian penyiksaan itu.
Lalu, terdapat juga monumen pancasila sakti yang juga
disebut monumen pahlawan revolusi.
Di sekitar komplek monumen pancasila sakti juga terdapat
beberapa kendaraan yang dipakai ketika kejadian G30S berlangsung.
Lalu saya menuju ke museum pengkhianatan PKI. Museum itu
berisikan diorama-diorama yang menceritakan pemberontakan yang dilakukan oleh
PKI dari masa awal kemerdekaan tahun 1945 di berbagai daerah di Indonesia
hingga puncaknya pada peristiwa G30S pada tahun 1965.
Museum itu terdiri dari 2 lantai. Dari lantai 2 saya
langsung menuju ke bagian museum lainnya yang berisikan barang-barang milik
pahlawan revolusi Indonesia, dari baju yang dipakai oelh korban ketika kejadian
berlangsung hingga accesoris milik para pahlawan revolusi. Di bagian ini juga
terdapat ruang teater yang memutar film G30S/PKI yang menceritakan peristiwa
G30S/PKI saat itu.
Monumen Pancasila Sakti merupakan salah satu museum yang ada
di Jakarta. Masih banyak museum-museum yang belum saya kunjungi. Saya berencana
dalam sebulan minimal ada 1 museum yang saya kunjungi sebagai bentuk cinta saya
kepada sejarah. Dan jangan sampai sebagai generasi muda ketika kita ditanya
mengenai sejarah Negara kita, kita tidak tahu sama sekali. Karena sejarah
merupakan pelajaran hidup yang paling baik untuk mengarungi masa depan.